Industri kosmetik terus mengalami perkembangan pesat seiring dengan kemajuan teknologi. Salah satu inovasi yang semakin banyak diterapkan dalam industri ini adalah pemanfaatan bioteknologi. Bioteknologi dalam kosmetik memungkinkan pengembangan produk kecantikan yang lebih ramah lingkungan, efektif, dan aman bagi konsumen. Dengan memanfaatkan prinsip-prinsip biologi molekuler, mikrobiologi, serta rekayasa genetika, bioteknologi telah membawa perubahan signifikan dalam formulasi dan produksi kosmetik modern.

Tren penggunaan bahan aktif hasil bioteknologi juga semakin diminati oleh industri kecantikan global. Konsumen yang semakin sadar akan keamanan produk dan dampaknya terhadap lingkungan lebih memilih kosmetik yang mengandung bahan-bahan alami hasil bioteknologi dibandingkan dengan bahan sintetis, sehingga mendorong perusahaan kosmetik untuk berinovasi dalam menghadirkan produk berbasis bioteknologi yang lebih aman, efektif, dan berkelanjutan.

Pengertian Bioteknologi dan Pengaruhnya dalam Industri Kosmetik

Bioteknologi merupakan cabang ilmu yang mengaplikasikan prinsip-prinsip biologi dalam pengembangan produk dan layanan yang bermanfaat bagi manusia. Dalam industri kosmetik, bioteknologi digunakan untuk menciptakan bahan aktif yang lebih stabil, meningkatkan efektivitas formulasi, serta mengurangi ketergantungan pada bahan sintetis dan uji coba hewan.

Pemanfaatan bioteknologi dalam kosmetik telah menghasilkan berbagai produk yang lebih alami dan aman digunakan. Misalnya, melalui teknik fermentasi, berbagai bahan aktif seperti enzim dan peptida dapat dihasilkan dengan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan bahan sintetis. Selain itu, teknik kultur sel tumbuhan memungkinkan ekstraksi bahan aktif dari tanaman tanpa merusak ekosistem, sehingga mendukung praktik produksi yang lebih berkelanjutan.

Dalam beberapa tahun terakhir, bioteknologi telah mendorong inovasi dalam industri kosmetik, termasuk pengembangan bahan baku yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Tren kosmetik berbasis bioteknologi semakin meningkat karena banyak konsumen yang mencari produk dengan klaim alami, minim bahan kimia sintetis, serta memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah.

Jenis-Jenis Bahan Kosmetik yang Melalui Proses Bioteknologi

Sejumlah bahan kosmetik kini banyak dikembangkan melalui proses bioteknologi guna meningkatkan efektivitas dan keamanannya. Salah satu contoh yang umum adalah penggunaan mikroalga dalam formulasi produk perawatan kulit. Mikroalga kaya akan antioksidan, asam lemak esensial, dan vitamin yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan kulit.

Selain mikroalga, teknologi kultur jaringan juga banyak diterapkan dalam industri kosmetik, terutama dalam pengembangan ekstrak tumbuhan yang lebih stabil dan murni. Misalnya, peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) telah berhasil mengembangkan ekstrak melon sebagai bahan baku kosmetik yang memiliki sifat antioksidan tinggi dan mampu melindungi kulit dari radikal bebas.

Fermentasi adalah teknik yang banyak digunakan dalam bioteknologi kosmetik. Dengan metode ini, bahan-bahan aktif seperti asam hialuronat, probiotik, dan enzim dapat dihasilkan secara lebih efisien dan ramah lingkungan. Teknologi fermentasi juga memungkinkan pengembangan produk dengan sifat anti inflamasi dan regeneratif yang bermanfaat untuk perawatan kulit sensitif.

Dalam industri parfum, proses biosintesis memungkinkan produksi aroma alami tanpa harus mengekstrak langsung dari tanaman atau hewan, sehingga mengurangi eksploitasi sumber daya alam. Hal ini menciptakan alternatif yang lebih berkelanjutan dalam produksi wewangian berkualitas tinggi.

Baca juga: Mengubah Sampah Menjadi Energi, Kebijakan dan Praktik PLTSa di Indonesia

Pengawasan Pembuatan Kosmetik Menurut Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun 2023

Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menetapkan regulasi ketat terkait pengawasan pembuatan dan peredaran kosmetik guna menjamin keamanan, manfaat, dan mutu produk yang beredar di pasaran. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Pengawasan Pembuatan dan Peredaran Kosmetik (“PerBPOM 12/2023”) mengatur berbagai aspek dalam industri kosmetik, termasuk standar produksi, keamanan bahan baku, serta sanksi bagi pelanggaran yang terjadi.

Pasal 1 ayat (4) PerBPOM 12/2023 mendefinisikan pengawasan sebagai “serangkaian tindakan atau kegiatan untuk menjamin keamanan, kemanfaatan, dan mutu Kosmetik dengan cara mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan, pembuatan, dan peredarannya.” Definisi ini menegaskan bahwa setiap produk kosmetik yang beredar di Indonesia harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh BPOM untuk memastikan tidak ada bahan berbahaya atau praktik produksi yang melanggar aturan.

Pengawasan terhadap pembuatan dan peredaran kosmetik dilakukan melalui dua aspek utama sebagaimana diatur dalam Pasal 2 PerBPOM 12/2023, yaitu pemeriksaan terhadap fasilitas produksi dan terhadap produk kosmetik itu sendiri. Pemeriksaan fasilitas bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan kosmetik memiliki sistem produksi yang sesuai dengan standar Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB), sedangkan pemeriksaan produk dilakukan untuk mengawasi kandungan bahan serta kesesuaian klaim produk dengan regulasi yang berlaku.

Sanksi bagi pelanggaran dalam pembuatan dan peredaran kosmetik diatur dalam Pasal 25 ayat (1) PerBPOM 12/2023. Sanksi tersebut mencakup peringatan tertulis, larangan mengedarkan kosmetik sementara, penarikan produk dari peredaran, hingga pencabutan sertifikasi CPKB. Dalam kasus yang lebih serius, pemerintah dapat memberikan sanksi berupa penghentian sementara produksi atau importasi kosmetik selama satu tahun serta pencabutan nomor notifikasi produk yang melanggar aturan.

Dengan adanya regulasi ini, diharapkan industri kosmetik di Indonesia semakin berkembang dengan tetap memperhatikan standar keamanan dan efektivitas produk. Pengawasan yang ketat dari BPOM juga menjadi jaminan bagi konsumen bahwa produk kosmetik yang mereka gunakan telah melewati proses evaluasi yang sesuai dengan standar kesehatan dan keamanan yang berlaku.

Sebagai bagian dari upaya pengembangan industri kosmetik berbasis bioteknologi, pemerintah juga terus mendorong kolaborasi antara lembaga riset, akademisi, serta pelaku industri dalam menciptakan produk inovatif yang aman dan berkualitas tinggi. Dengan sinergi yang kuat antara berbagai pihak, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat industri kosmetik berbasis bioteknologi yang kompetitif di tingkat global.

Baca juga: Bioplastik Ramah Lingkungan, Inovasi untuk Masa Depan Berkelanjutan

Daftar Hukum:

  • Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Pengawasan Pembuatan dan Peredaran Kosmetik (PerBPOM 12/2023). 

Referensi:

  • Tren Skincare Bioteknologi 2025, Bahan Kimia Alami Jadi Andalan. Suarakalbar. (Diakses pada 7 Maret 2025 pukul 14.00 WIB).
  • Peneliti UGM Kembangkan Melon Jadi Bahan Baku Kosmetik. Antaranews. (Diakses pada 7 Maret 2025 pukul 14.13 WIB). 
  • Menperin Dorong Kerja Sama Industri Bioteknologi Mikroalgae untuk EBT dengan Jepang. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-rb).(Diakses pada 7 Maret 2025 pukul 14.25 WIB). 
  • Kembangkan Melon untuk Bahan Baku Parfum dan Kosmetik, Dosen UGM Terima Anugerah Academic Leader. Universitas Gadjah Mada. (Diakses pada 7 Maret 2025 pukul 14.44 WIB). 
  • KGI Perusahaan Kosmetik Pertama yang Terapkan IoT. Investor.id. (Diakses pada 7 Maret 2025 pukul 14.47 WIB).