Investasi merupakan langkah penting dalam mengelola keuangan, sekaligus mencapai tujuan finansial. Investasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan menanamkan modal dengan target untuk memperoleh keuntungan di masa depan. Tujuan utamanya tak lain untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari modal yang telah diinvestasikan di awal.
Salah satu bentuk investasi yang sering masyarakat gunakan adalah investasi pada sektor properti. Investasi ini menjanjikan nilai yang dapat berkembang seiring waktu dan menjadi bagian penting dari portofolio investasi seseorang. Namun sebelum memulai investasi properti, penting untuk memahami perbedaan antara investasi komersial dan residensial.
Menurut ketentuan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (‘’UU Investasi 25/2007’’) menyebutkan bahwa penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia.
Namun sejak berlakunya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang (‘’UU Ciptaker 2/2022’’), kebijakan terkait penanaman modal atau investasi bagi penanam modal dalam negeri dan penanaman modal asing di wilayah Negara Indonesia mengalami perubahan.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perbedaan mendasar antara investasi properti residensial dan komersial, serta karakteristik unik yang dimiliki oleh masing-masing.
Perbedaan Investasi Properti Residensial dan Komersial
Pada prinsipnya investasi properti residensial dan properti komersial memiliki kesamaan pada objeknya. Namun perbedaannya terletak pada fungsi dan kegunaan dari properti itu sendiri. Properti residensial adalah properti yang digunakan untuk tempat tinggal, seperti rumah, apartemen, kondominium, dan town house yang biasanya ditempati oleh individu atau keluarga sebagai tempat tinggal.
Sementara itu, properti komersial adalah properti yang digunakan untuk tujuan bisnis atau komersial. Ini bisa berupa kantor, toko, pusat perbelanjaan, hotel, restoran, pabrik, gudang, dan lain sebagainya.
Selain itu, lokasi properti komersial biasanya terletak di area yang ditetapkan sebagai kawasan atau zona bisnis dan perdagangan, seperti pusat kota, kawasan industri, kawasan pusat bisnis atau distrik bisnis. Sedangkan properti residensial terletak di area yang dirancang untuk pemukiman, seperti lingkungan perumahan, apartemen, atau kompleks perumahan.
Secara struktur dan desain, properti komersial dan residensial juga dapat berbeda. Properti komersial sering memiliki desain yang lebih fungsional dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis tertentu. Mereka mungkin memiliki ruang terbuka yang lebih besar, area penyimpanan, atau fasilitas komersial lainnya. Di sisi lain, properti residensial cenderung memiliki desain yang dirancang untuk kenyamanan dan kebutuhan sehari-hari penghuninya.
Karena keduanya memiliki perbedaan fungsi dan peruntukannya, kebijakan zonasi dari properti komersial dan residensial juga memiliki perbedaan. Bahkan, properti komersial dan residensial sering kali terletak di zona-zona yang berbeda. Properti komersial tidak terletak di area perumahan yang ditujukan untuk tempat tinggal, dan sebaliknya.
Baca Juga: Syarat dan Prosedur Pengajuan KPR ke Perbankan
Mana yang Lebih Menguntungkan
Properti komersial cenderung memiliki nilai jual dan sewa yang lebih tinggi dibandingkan properti residensial. Di sisi lain properti residensial sering kali dianggap sebagai investasi jangka panjang yang menghasilkan pendapatan dari sewa atau apresiasi nilai properti.
Dari sisi risiko dan manajemen kedua jenis properti ini memiliki perbedaan. Properti komersial seringkali memiliki risiko yang lebih tinggi terkait dengan fluktuasi pasar dan perubahan dalam kebutuhan bisnis. Secara manajemen, properti komersial lebih kompleks karena melibatkan kesepakatan kontrak sewa yang lebih rumit dan pemeliharaan fasilitas bisnis. Di sisi lain, properti residensial cenderung memiliki risiko yang lebih rendah dan manajemen yang lebih sederhana, terutama jika disewakan kepada penyewa individual.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Tapera, Bisa Untuk Biaya Renovasi Rumah
Kesimpulan
Investasi properti, baik residensial maupun komersial, menawarkan peluang yang menguntungkan dengan karakteristik dan risiko yang berbeda. Properti residensial lebih fokus pada kenyamanan dan kebutuhan sehari-hari penghuni, sering dianggap sebagai investasi jangka panjang dengan risiko yang lebih rendah. Sedangkan, properti komersial, menawarkan nilai jual dan sewa yang lebih tinggi, namun dengan risiko dan manajemen yang lebih kompleks karena terkait dengan dinamika bisnis.
Baca Juga: Mau Sewa Properti? Pahami Dulu Ketentuan dan Dasar Hukum Sewa Menyewa
Sumber Hukum:
- UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU Investasi 25/2007)
- Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Perppu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang (UU Ciptaker 2/2022)
Referensi: