Peningkatan kualitas ternak merupakan salah satu aspek penting dalam mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang bioteknologi, berbagai metode modern telah digunakan untuk memperbaiki mutu genetik hewan ternak, salah satunya melalui pemanfaatan sel germinal. Sel germinal dianggap memiliki potensi besar dalam pengembangan teknologi reproduksi modern, misalnya untuk melestarikan satwa langka melalui penyimpanan atau transplantasi sel germinal, serta meningkatkan mutu ternak dengan penerapan teknologi reproduksi berbasis genetika.

Dalam hal mengembangkan hewan ternak yang berkualitas, melalui pendekatan teknologi reproduksi hewan primordial germ cells (PGCs) diharapkan memungkinkan untuk mendapatkan keturunan ternak yang sehat melalui sel germinal. Primordial germ cells adalah sel germinal terdiferensiasi yang kemudian berdiferensiasi menjadi spermatogonia di testis atau oogonia di ovarium.

Mengenal Sel Germinal

Pemanfaatan sel germinal dalam meningkatkan kualitas hewan ternak yang merupakan bagian dari bioteknologi reproduksi ternak. Secara legalitas, hal ini telah diperbolehkan sebagaimana termuat dalam Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (UU Peternakan dan Kesehatan Hewan) yang menyatakan bahwa:

“Perbaikan kualitas benih dan/atau bibit dilakukan dengan pembentukan galur murni dan/atau pembentukan rumpun baru melalui persilangan dan/atau aplikasi bioteknologi modern.”

Pengaplikasian bioteknologi modern sebagaimana yang dimaksud diatas hanya dapat dilakukan jika tidak bertentangan dengan kaidah agama dan tidak merugikan keanekaragaman hayati, kesehatan manusia, lingkungan dan masyarakat, serta kesejahteraan hewan sebagaimana hal ini tercantum dalam Pasal 17 ayat (2) UU Peternakan dan Kesehatan Hewan. 

Kemudian, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2011 tentang Sumber Daya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak (PP 48/2011) reproduksi ternak dikenal dengan istilah pemuliaan, yaitu kegiatan untuk mengubah komposisi genetik pada sekelompok hewan dari suatu rumpun atau galur guna mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan ketentuan Pasal 23 ayat (1) PP 48/2011, pemuliaan hewan dapat dilakukan dengan cara seleksi, persilangan, dan rekayasa genetik.

Sel germinal adalah jenis sel khusus dalam tubuh yang berfungsi untuk berkembang menjadi sel reproduksi. Keberadaannya sangat penting karena membawa dan meneruskan informasi genetik dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Dalam pemanfaatan sel germinal dalam bidang bioteknologi reproduksi ternak, Prof. Dr. Agr. Ir. Raden Siti Darodjah, M.S. mengatakan bahwa bioteknologi reproduksi ternak dapat menunjang kebutuhan protein hewani di Indonesia, seperti daging, susu dan telur. Pemanfaatan ini dapat mendukung peningkatan kualitas hewan ternak melalui penguatan keunggulan genetik dalam meningkatkan mutu, populasi, dan produktivitas ternak. 

Pemanfaatan ini dilakukan dengan cara mengawinkan hewan secara selektif berdasarkan sifat-sifat unggul yang diinginkan, sehingga performa dan produktivitas generasi berikutnya dapat lebih optimal. Dengan adanya teknologi genotipe berthroughput tinggi, program pemuliaan modern kini dapat mempercepat interval generasi melalui seleksi berbasis penanda genetik yang sekaligus dapat dikombinasikan dengan penggunaan sel germinal untuk hasil yang lebih efektif. Sel germinal primordial (PGCs) dipandang sebagai potensi genetik yang bernilai tinggi untuk penelitian pada unggas, termasuk dalam pengembangan hewan hasil rekayasa genetik.

Baca juga: Rekayasa Genetik Pangan dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan

Manfaat Sel Germinal Bagi Kualitas Hewan Ternak

Menurut Puji Lestari selaku Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan bahwa Isolasi dan perbanyakan sel germinal di luar tubuh (in vitro), kemudian mentransplantasikannya baik antar individu maupun antar spesies, serta melakukan rekayasa genetik menggunakan teknologi seperti CRISPR, membuka peluang besar dalam peningkatan kualitas hewan ternak. Melalui pendekatan ini, dapat dilakukan seleksi sifat-sifat unggul sejak tahap sel, seperti ketahanan terhadap penyakit, peningkatan produktivitas, maupun perbaikan mutu genetik. Dengan demikian, pengembangan sel germinal tidak hanya mempercepat program pemuliaan hewan, tetapi juga memastikan terciptanya generasi ternak yang lebih sehat, produktif, dan berkualitas tinggi. 

Lebih lanjut, Santoso selaku Kepala Pusat Riset Peternakan turut memperjelas bahwa sel germinal dalam bidang peternakan menjadi sebuah terobosan penting karena mampu mendorong optimalisasi reproduksi, menjaga kelestarian spesies, sekaligus membuka peluang dalam pengembangan genetik. Pemanfaatan sel germinal memungkinkan penerapan teknologi reproduksi yang lebih efisien, seperti mempercepat meningkatkan produktivitas, serta memperbaiki sifat-sifat unggul pada hewan ternak, misalnya daya tahan terhadap penyakit, efisiensi pakan, maupun kualitas hasil produksi.

Dengan demikian, Pemanfaatan sel germinal dalam bioteknologi reproduksi ternak memiliki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas, produktivitas, serta keberlanjutan populasi hewan ternak di Indonesia. Sel germinal berfungsi sebagai pembawa informasi genetik lintas generasi dan mampu dimanfaatkan untuk mempercepat program pemuliaan hewan dengan sifat-sifat unggul. Oleh karena itu, pemanfaatan sel germinal dalam bioteknologi reproduksi ternak tidak hanya sekedar inovasi ilmiah, tetapi juga langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.*** 

Baca juga: Cara Mendirikan Usaha Peternakan, Persyaratan dan Manfaat

Daftar Hukum:

  • Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (UU Peternakan dan Kesehatan Hewan).
  • Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2011 tentang Sumber Daya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak (PP 48/2011).

Referensi:

  • BRIN Dorong Terobosan Riset Sel Germinal untuk Inovasi Bioteknologi Reproduksi Ternak di Indonesia. BRIN. (Diakses pada tanggal 01 September 2025 pukul 14.24 WIB).
  • Tata Kostaman. Metode Purifikasi dan Penyimpanan Primordial Germ Cells- Sirkulasi untuk Pelestarian Ayam Lokal. Balai Penelitian Ternak, hlm. 162. (Diakses pada tanggal 01 September 2025 pukul 14.30 WIB).
  • Bioteknologi Reproduksi Ternak Mampu Penuhi Kebutuhan Produksi Protein Hewani. Universitas Padjadjaran. (Diakses pada tanggal 01 September 2025 pukul 16.18 WIB).
  • Sel Punca Embrionik Ternak untuk Bioteknik Reproduksi dan Perbaikan Genetik. National Library of Medicine. (Diakses pada tanggal 01 September 2025 pukul 15.45 WIB).