Investasi menjadi salah satu cara untuk persiapan keuangan dalam jangka panjang. Investasi terdiri dari beberapa instrumen, antara lain saham, deposito, obligasi, dan pasar uang. Para investor khususnya pemula harus bijak dalam memilih investasi mana yang menjadi pilihannya. Karena masing-masing jenis investasi memiliki risiko, baik risiko rendah maupun resiko tinggi.
Investasi saham dan obligasi adalah dua instrumen investasi yang paling populer di masyarakat dibandingkan investasi lainnya. Kedua jenis investasi ini pastinya memiliki risiko, potensi keuntungan, dan alokasi aset yang berbeda disesuaikan dengan profil risiko investor.
Sebelum membahas mana yang memberikan keuntungan antara investasi saham dan obligasi, mari simak definisi antara keduanya.
Saham
Saham merupakan instrumen investasi yang mewakili kepemilikan sebagian dari suatu perusahaan. Dalam arti sederhana, saham adalah bagian dari modal perusahaan yang dapat dibeli oleh individu atau entitas lainnya. Pemilik saham diberikan hak dalam pengambilan keputusan perusahaan dan memperoleh bagian dalam laba bersih perusahaan tersebut.
Pemegang saham mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham (capital gain) dan dividen yang dibayarkan perusahaan sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki. Dividen biasanya dibayarkan setiap tahun dan akan dibagikan ketika mayoritas pemegang saham menyepakati untuk dilakukan pembagian dividen.
Harga saham dapat dipengaruhi oleh sejumlah situasi di mana kondisi tersebut akan memberikan risiko kepada investor. Di antara kondisi yang mempengaruhi nilai saham adalah fluktuasi pasar, kinerja perusahaan, likuiditas, dan inflasi.
Baca Juga: Cara Investasi Saham yang Kudu Dibaca Para Investor Pemula
Obligasi
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah panjang yang diterbitkan oleh negara atau perusahaan. Dalam obligasi, penerbit (pemerintah atau perusahaan) berjanji untuk membayar kembali jumlah pokok yang dipinjamkan pada tanggal jatuh tempo tertentu, disertai dengan pembayaran bunga secara berkala.
Obligasi memiliki risiko kredit tergantung pada kemampuan penerbit untuk membayar kembali utangnya. Investor pastinya akan mengalami kerugian jika penerbit mengalami gagal bayar. Gagal bayar adalah kondisi di mana perusahaan penerbit sudah tidak mampu membayar atau melunasi bunga kepada pemilik obligasi.
Obligasi dapat diperjualbelikan di pasar sekunder sehingga investor memiliki fleksibilitas untuk menjual obligasi sebelum jatuh tempo.
Baca Juga: Hati-hati Membeli Obligasi Jika Tak Mau Rugi
Saham atau Obligasi yang Lebih Menguntungkan?
Sebelum menentukan investasi mana yang lebih menguntungkan di antara kedua instrumen tersebut, ada baiknya mengetahui tujuan investasi. Jika tujuan investasi untuk jangka panjang dengan risiko dan keuntungan yang tinggi, saham bisa menjadi pilihan. Sebaliknya, jika tujuan investasi untuk jangka pendek dan mengutamakan imbalan yang stabil, maka obligasi lebih cocok untuk dipilih.
Namun, tidak ada salahnya untuk berinvestasi saham dan obligasi secara bersamaan untuk tujuan diversifikasi. Alokasi aset dan pertimbangan risiko yang tepat dapat membantu kamu mencapai tujuan keuangan dan meminimalisir risiko yang datang dari investasi yang dilakukan.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, kita sudah dapat membedakan antara saham dan obligasi serta resiko dari keduanya. Perbedaan utama dari saham dan obligasi adalah saham memiliki risiko lebih tinggi, tetapi juga memiliki potensi keuntungan yang lebih tinggi. Sedangkan obligasi memiliki risiko yang lebih rendah, namun potensi keuntungan juga lebih rendah.
Bagi investor yang mencari stabilitas dan pendapatan tetap, obligasi mungkin merupakan pilihan yang baik. Bagi investor yang memiliki jangka waktu investasi yang lebih panjang dan mencari potensi keuntungan yang lebih tinggi, saham bisa jadi pilihan yang tepat.