Dalam bursa saham atau pasar modal terdapat istilah saham LQ45, dan saham blue chip. Saham blue chip mengarah kepada saham perusahaan besar yang labanya sudah stabil. Istilah blue chip memiliki arti kepingan koin (chip) berwarna biru (blue). Dalam permainan poker blue chip memiliki nilai tertinggi dibandingkan kepingan warna lainnya.
Di dunia pasar modal, saham blue diartikan sebagai saham papan atas yang bergerak di bidang industri, umumnya pada perusahaan besar. Selain memiliki kapitalisasi pasar yang besar dan ramai diperdagangkan, saham tersebut punya kriteria lainnya, yaitu saham yang menjadi market leader (pemimpin pasar) di sektornya.
Saham ini biasanya dimiliki oleh perusahaan yang memiliki kapitalisasi besar yang nilainya mencapai puluhan triliunan rupiah. Kategori lainnya, saham ini dimiliki perusahaan dengan etos kerja yang baik, fundamental yang baik, dan dikerjakan oleh kalangan profesional.
Karena memiliki kapitalisasi pasar yang besar, saham jenis ini mampu membuat investor sulit dalam memanipulasi harga. Kelebihan lainnya, saham blue chip memiliki likuiditas yang bagus. Saham yang masuk ke dalam kategori blue chip biasanya juga sudah lama terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan jangka waktu minimal lima tahun.
Oleh karena itu, saham yang masuk kategori saham blue chip merupakan pemimpin di sektor industrinya. Produknya sudah populer baik nasional maupun internasional.
Ciri-ciri berikutnya dari saham blue chip adalah perusahaan yang memiliki dividen konsisten dan track record perusahaan terus tumbuh tiap tahunnya. Dividen sendiri adalah laba yang dihasilkan perusahaan tersebut, kemudian diberikan kepada pemegang saham. Dengan kata lain, perusahaan dengan saham blue chip termasuk ke dalam kategori perusahaan yang tidak mudah goyah dan bangkrut meskipun keadaan ekonomi sedang mengalami krisis sekalipun.
Adapun, LQ45 ini adalah indeks yang berisikan saham-saham likuid ataupun saham-saham yang ramai diperdagangkan, dan rata-rata saham tersebut ada di dalam indeks tersebut. Contoh saham-saham yang teratas antara lain, BBCA (Bank BCA), BBRI (Bank BRI), TLKM (Telkom Indonesia), PGAS (PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk), PTBA (PT Bukit Asam Tbk), dan lainnya.
Setelah Anda memahami pengertian saham yang bagus, tentu Anda akan lebih paham tentang risiko-risiko yang hadir saat melakukan investasi saham. Dalam meminimalisasi risiko pada saat melakukan investasi, mungkin Anda bisa mulai mencari tahu tentang investasi obligasi ritel yang dirilis oleh pemerintah. Obligasi memang tidak memiliki popularitas yang tinggi seperti saham sebagai salah satu produk investasi yang tersedia saat ini, namun obligasi bisa jadi pintu masuk Anda dalam mulai berinvestasi yang dapat menambah penghasilan Anda semasa masih produktif bekerja.
Baca Juga: Mengenal Peran dan Fungsi Lembaga Pendukung Pasar Modal di Indonesia