Akses terhadap layanan kesehatan yang cepat dan akurat merupakan salah satu tantangan utama di negara berkembang seperti Indonesia. Kondisi geografis yang terdiri dari ribuan pulau, serta keterbatasan infrastruktur kesehatan di daerah-daerah terpencil membuat layanan diagnostik laboratorium sering kali tidak tersedia atau tertunda. Keterlambatan diagnosis berpotensi memiliki dampak pada keterlambatan penanganan penyakit dan mempermudah kualitas hidup masyarakat, terutama bagi penderita penyakit menular, kronis, atau gawat darurat. Dalam hal ini, teknologi Point-of-Care Testing (POCT) atau diagnostik di tempat perawatan menjadi solusi strategis. 

POCT adalah metode pemeriksaan laboratorium yang dilakukan langsung di tempat pasien berada, seperti klinik, puskesmas, ambulans, atau bahkan di rumah pasien, dengan hasil yang dapat diperoleh dalam waktu singkat. Teknologi ini dirancang untuk memberikan deteksi dini dan dukungan keputusan medis secara instan, tanpa perlu menunggu hasil dari laboratorium pusat. Pemerintah Indonesia pun mulai mendorong pengembangan teknologi kesehatan, termasuk POCT, sebagai bagian dari transformasi layanan kesehatan nasional yang lebih merata dan berbasis teknologi.

Payung Hukum Pengembangan Point-of-Care Testing (POCT) di Indonesia

Payung hukum yang mendasari pengembangan teknologi kesehatan, termasuk POCT, tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan (UU Kesehatan). Salah satu pasal yang relevan dalam mendukung riset, pengembangan, dan pemanfaatan teknologi medis tercantum dalam Pasal 334 ayat (3) yang berbunyi:

“Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mendorong pemanfaatan produk Teknologi Kesehatan dalam negeri.”

Ketentuan ini menunjukkan komitmen negara dalam mendorong kemandirian teknologi kesehatan nasional, termasuk alat diagnostik seperti POCT yang dapat dikembangkan oleh industri dalam negeri. Dorongan terhadap pemanfaatan produk lokal tidak hanya bertujuan untuk memperkuat ketahanan sektor kesehatan, tetapi juga membuka peluang bagi pelaku usaha dan lembaga riset untuk berkontribusi dalam inovasi berbasis kebutuhan lokal, seperti deteksi penyakit menular di daerah terpencil.

Produksi alat kesehatan (alkes) di Indonesia kini semakin difokuskan untuk mencapai standar internasional. Beberapa perangkat dengan teknologi menengah hingga tinggi, seperti mesin MRI dan alat diagnostik untuk penyakit menular, telah memasuki tahap pengembangan dan produksi dalam negeri.

Menurut Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Lucia Rizka Andalusia, upaya ini sejalan dengan tiga program percepatan yang diemban oleh Kemenkes, yaitu penyediaan layanan kesehatan gratis, penurunan angka kejadian penyakit hingga 50% dalam lima tahun, serta pembangunan rumah sakit lengkap dan berkualitas di seluruh wilayah kabupaten dan kota.

Sebagai contoh inovasi dalam negeri, digunakan teknologi Point of Care Testing (POCT) untuk diagnosis diabetes yang dikembangkan oleh PT Roche Indonesia. Inovasi ini menjadi solusi atas tantangan meningkatnya prevalensi diabetes di Indonesia, dengan menghadirkan metode pengujian HbA1c yang praktis dan akurat. POCT memungkinkan layanan diagnostik dilakukan secara langsung di lokasi pasien, sehingga sangat bermanfaat bagi daerah dengan keterbatasan fasilitas medis dan sistem pelayanan kesehatan yang terdesentralisasi.

Baca juga: Terapi Sekretom dalam Mengobati Penyakit Langka

Lalu, Bagaimana POCT Bekerja dan Seperti Apa Teknologi yang Digunakan?

POCT bekerja dengan prinsip deteksi langsung terhadap sampel biologis seperti darah, urine, atau air liur, menggunakan perangkat portabel yang mudah dioperasikan. Teknologi yang digunakan dalam POCT pun sangat beragam, tergantung pada jenis tes dan parameter yang dianalisis. Berbagai jenis pemeriksaan dapat dilakukan menggunakan alat POCT antara lain pemeriksaan kadar gula darah, analisis gas darah dan elektrolit, serta uji koagulasi rapid seperti Prothrombin Time/INR. Selain itu, POCT juga mendukung deteksi cepat penanda jantung, skrining penggunaan narkoba, pemeriksaan urine dengan metode carik celup, tes kehamilan, analisis darah samar dalam feses, serta pengukuran hemoglobin, kadar asam urat, dan kolesterol total. 

Teknologi ini memungkinkan pelaksanaan pemeriksaan secara praktis dan efisien di lokasi pelayanan kesehatan tanpa perlu laboratorium konvensional. Jenis alat POCT yang umum digunakan di Indonesia antara lain:

Jenis alat POCT

Fungsi utama

Glucometer

Mengukur kadar glukosa darah
Rapid Test Antigen/AntibodiDeteksi infeksi seperti COVID-19, HIV, hepatitis

Hemoglobin Analyzer

Skrining anemia

Urinalysis Strip Test

Deteksi infeksi saluran kemih, glukosa, protein

Pelayanan POCT didasarkan pada konsep membawa proses diagnostik lebih dekat ke pasien. Sampel seperti darah kapiler dari ujung jari, urine, air liur, atau cairan tubuh lainnya diambil langsung di lokasi perawatan. Selanjutnya, sampel tersebut dianalisis menggunakan perangkat diagnostik portabel yang mampu memberikan hasil dalam waktu singkat, mulai dari beberapa menit hingga beberapa jam. Tidak seperti metode laboratorium konvensional yang memerlukan pengiriman sampel ke laboratorium pusat untuk dianalisis, POCT memungkinkan pemeriksaan dilakukan secara langsung di tempat, sehingga hasilnya dapat segera digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan medis secara cepat dan tepat.

Baca juga: Peran Bioteknologi dalam Pengobatan HIV

Manfaat dan Masa Depan POCT di Indonesia

Manfaat POCT dalam praktik klinis sangat signifikan, terutama dalam pelayanan kesehatan di daerah terpencil. Beberapa manfaat utama meliputi:

  1. Portabilitas tinggi, dapat digunakan di puskesmas pembantu, posyandu, hingga daerah terpencil.
  2. Waktu pemeriksaan cepat, hasil bisa langsung diperoleh dalam beberapa menit.
  3. Efisiensi operasional, mengurangi beban laboratorium pusat dan mempercepat proses perawatan.
  4. Akses di daerah terpencil, perangkat portabel memungkinkan diagnosis di lokasi tanpa laboratorium.
  5. Peningkatan kepuasan  pasien, tes cepat memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi pasien. 

Teknologi Point-of-Care Testing (POCT) diprediksi akan memainkan peran sentral dalam transformasi layanan kesehatan Indonesia di masa mendatang. Dengan karakteristiknya yang cepat, efisien, dan mudah digunakan, POCT menjadi solusi penting untuk memperluas akses diagnostik, terutama di wilayah dengan keterbatasan fasilitas laboratorium dan tenaga medis. 

Seiring meningkatnya kebutuhan akan layanan kesehatan yang responsif dan terdesentralisasi, POCT menawarkan efisiensi tinggi dalam proses diagnosis. Teknologi ini memungkinkan hasil uji laboratorium diperoleh dalam hitungan menit, sehingga mempercepat pengambilan keputusan medis dan meningkatkan keselamatan pasien. Di masa depan, POCT tidak hanya digunakan untuk pemeriksaan sederhana seperti glukosa darah, tetapi juga untuk infeksi menular. 

Saat ini, perangkat POCT umumnya difokuskan pada deteksi penyakit menular yang lazim seperti influenza dan faringitis. Akan tetapi, berbagai inisiatif yang tengah dikembangkan untuk memperluas kemampuan tes ini agar mencakup penyakit menular yang baru muncul maupun yang selama ini kurang mendapat perhatian, seperti virus Zika, Ebola, dan infeksi bakteri yang kebal terhadap antibiotik. Dengan memperluas jangkauan diagnostik POCT, tenaga medis dapat lebih cepat mengenali dan mengendalikan potensi wabah, sehingga membantu mencegah penyebaran penyakit secara lebih efektif.

POCT merupakan inovasi teknologi yang mampu menjawab tantangan pemerataan layanan kesehatan di Indonesia, terutama di daerah terpencil. Kecepatan diagnosis, kemudahan penggunaan, dan kemampuan deteksi di tempat membuat POCT menjadi solusi yang efisien dan strategis. Dengan langkah yang tepat, POCT tak hanya akan menyelamatkan nyawa di daerah terpencil, tetapi juga menjadi simbol transformasi sistem kesehatan nasional yang berbasis teknologi, inklusif, dan berkeadilan.***

Baca juga: Mengawal Inovasi Bioteknologi Lewat Paten dan Prinsip Etika

Daftar Hukum:

  • Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan (UU Kesehatan). 

Referensi:

  • Prinsip Kerja POCT dan Macam-macamnya dalam Dunia Medis. Infolabmed. (Diakses pada 5 Agustus 2025 pukul 08.54 WIB).
  • Beberapa Alat Kesehatan Teknologi Tinggi Akan Diproduksi Lokal. Media Indonesia. (Diakses pada 5 Agustus 2025 pukul 09.17 WIB).
  • Roche Indonesia Luncurkan LumiradX, Inovasi Diagnosis Diabetes Berbasis POCT. Kontan. (Diakses pada 5 Agustus 2025 pukul 09.23 WIB).
  • Mengenal Point-of-Care Testing (POCT). ATLM Edu. (Diakses pada 5 Agustus 2025 pukul 10.38 WIB).
  • Metode Point-of-Care Testing (POCT) untuk Pemeriksaan. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. (Diakses pada 5 Agustus 2025 pukul 11.22 WIB).
  • Masa Depan Pengujian Point-of-Care Testing (POCT) untuk Penyakit Menular: Kemajuan dan Inovasi. Darwyn Health. (Diakses pada 5 Agustus 2025 pukul 11.43 WIB).