Salah satu cara untuk menambah modal atau pemasukan bagi perusahaan atau individu (pasif income) adalah dengan berinvestasi di pasar modal. Namun investasi jenis ini mempunyai resiko yang harus diperhatikan. Terdapat sejumlah resiko investasi pasar modal khususnya saham yang harus diperhatikan. Apa saja resikonya dan bagaimana cara untuk mengatasi resiko tersebut? 

Resiko Investasi Pasar Modal 

  1. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas pada saham terjadi karena apabila transaksi suatu saham sulit dijual atau dibeli. Kondisi ini terjadi karena kurangnya minat investor terhadap beberapa saham. Dampaknya, terjadi penurunan terhadap harga saham yang diperjualbelikan di pasar modal. Hal ini memungkinkan investor menjual saham dengan harga lebih rendah dari yang diharapkan.

Untuk mencegah resiko tersebut, investor dapat menggunakan beberapa acuan indeks yang tersedia seperti LQ45 – Kumpulan 45 saham yang transaksinya paling likuid di bursa saham. 

  1. Capital Loss

Terjadinya penurunan nilai saham yang lebih rendah dibandingkan ketika membelinya. Risiko ini dapat dipengaruhi oleh fluktuasi harga saham yang dipengaruhi beberapa faktor seperti kondisi pasar, kinerja perusahaan, hingga kondisi kondisi ekonomi makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar, kondisi sosial dan politik. 

  1. Risiko Likuiditas 

Risiko ini dialami ketika perusahaan atau emiten mengalami kesulitan keuangan dan dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan. Sayangnya, klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dilunasi. Dananya bersumber dari hasil penjualan kekayaan perusahaan. Andaikan terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan milik perusahaan, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. 

  1. Risiko Inflasi

Inflasi dapat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga. Kondisi ini tentu akan mempengaruhi daya beli masyarakat sebagai imbas dari kenaikan tingkat inflasi. Investor juga harus mempertimbangkan tingkat suku bunga pada saat itu karena ini merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Dampak risiko inflasi terhadap investasi saham antara lain penurunan pendapatan atau dividen, dan kinerja perusahaan. 

  1. Risiko Forced Delisting

Risiko ini terjadi karena munculnya situasi dimana perusahaan terkena sanksi penghapusan saham dari bursa. Biasanya situasi ini disebabkan oleh kinerja keuangan yang buruk, laporan keuangan tidak akurat, dan melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia.

Cara Mengatasi Risiko 

Terdapat sejumlah strategi yang dapat dilakukan investor untuk mengurangi resiko investasi di pasar modal agar dapat membuat keputusan investasi yang tepat. Namun sebelumnya kenali dulu profil risiko yang terdapat dalam pasar modal, yaitu risiko konservatif, moderat, dan agresif. 

Diversifikasi Portofolio

Diversifikasi atau penyebaran investasi di berbagai industri atau saham dapat mengurangi risiko berinvestasi. Dengan cara ini investor dapat melakukan investasi di berbagai industri yang berbeda, memiliki kombinasi saham, obligasi, dan instrumen investasi lain dalam portofolio.

Penelitian Mendalam

Sama dengan diversifikasi, penelitian juga menjadi kunci dalam membuat keputusan investasi yang lebih baik dan tepat. Lakukan riset secara mendalam tentang perusahaan atau saham yang akan kita beli. Salah satu hal terpenting yang harus dilakukan dengan meneliti laporan keuangan perusahaan tersebut. Upaya melakukan penelitian mendalam terkait laporan keuangan suatu perusahaan sebelum berinvestasi dapat membantu investor terhindar dari resiko. 

Kesimpulan

Investasi pasar modal, khususnya saham, memiliki potensi keuntungan, namun disisi lain terdapat resiko yang menghantui investor. Namun sebelum memutuskan untuk berinvestasi di pasar modal, para penanam modal harus melakukan beberapa upaya antara lain diversifikasi diberbagai industri untuk mengurangi ketergantungan pada satu emiten.

Lakukan penelitian dengan melakukan riset perusahaan yang sahamnya akan dibeli. Caranya dengan memahami kondisi perusahaan, kinerja saham, dan faktor-faktor ekonomi makro. Penting juga untuk mengikuti perkembangan emiten dan kondisi pasar.

Baca Juga: Mitigasi Risiko Kejahatan Pasar Modal