Perkembangan industri startup di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir tumbuh begitu pesatnya. Mereka bukan hanya memiliki inovasi, tetapi juga mampu menciptakan peluang baru di pasar yang semakin kompetitif. Namun di tengah pesatnya pertumbuhan perusahaan rintisan yang bergerak di bidang layanan berbasis teknologi ini, kepatuhan hukum pada bisnis ini menjadi landasan utama yang seringkali diabaikan. Padahal, mengabaikan kepatuhan hukum dapat mengancam kelangsungan bisnis startup itu sendiri.

Perusahaan startup tak berbeda jauh dengan perusahaan-perusahaan lainnya yang ada di Indonesia. Bentuk perusahaan rintisan ini dapat berbentuk badan usaha berbadan hukum dan badan usaha bukan berbadan hukum. Di mata hukum tidak ada perbedaan antara perusahaan startup dan perusahaan lainnya. 

Kepatuhan hukum juga termasuk melengkapi izin berusaha dalam pendirian perusahaan startup. Adapun perizinan yang kini diterapkan pemerintah adalah berbasis risiko yang dinilai berdasarkan tingkat bahaya dan potensi terjadinya risiko. Indikator penilaian tingkat bahaya diukur sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. 

Selain perizinan berusaha, pendirian perusahaan startup juga harus memenuhi persyaratan seperti diatur dalam PP No. 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik. Selain yang sudah disebutkan, perusahaan startup juga memerlukan perlindungan hukum atas kekayaan intelektual, misalnya berupa hak cipta, merek, paten, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu, rahasia dagang, dan varietas tanaman. 

Peningkatan Reputasi

Salah satu alasan utama mengapa kepatuhan hukum begitu penting dalam bisnis startup di Indonesia adalah perlindungan terhadap aset dan reputasi. Upaya ini dapat membangun kepercayaan di antara para pemangku kepentingan. Investor, pelanggan, maupun mitra bisnis akan lebih percaya pada startup yang mematuhi aturan. Kepercayaan ini merupakan modal sosial yang sangat berharga dalam menjalankan bisnis, karena dapat membuka pintu peluang yang lebih luas dan memberikan reputasi positif bagi perusahaan.

Bisnis startup yang mematuhi regulasi dapat tumbuh secara berkelanjutan karena memiliki pondasi yang lebih kuat untuk berkembang. Mereka cenderung lebih mudah mendapatkan dukungan finansial dari lembaga keuangan atau investor, karena dianggap sebagai bisnis yang memiliki risiko yang lebih terkendali. Hal ini dapat menciptakan lingkungan yang stabil untuk pengembangan produk dan layanan, serta memungkinkan perusahaan untuk fokus pada inovasi.

Tidak hanya itu, kepatuhan hukum juga memainkan peran kunci dalam menjaga keberlanjutan ekosistem bisnis startup secara keseluruhan. Upaya ini dapat menciptakan persaingan yang sehat dan memberikan perlindungan terhadap praktik bisnis yang tidak etis. Hal ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap startup untuk tumbuh dan berkembang, tanpa harus bersaing dengan ketidakpastian hukum yang dapat merugikan.

Meskipun menyesuaikan diri dengan regulasi dapat menjadi tugas yang menantang, namun berinvestasi dalam kepatuhan hukum dapat membawa manfaat jangka panjang. Startup yang memahami pentingnya kepatuhan hukum dan menjadikannya sebagai prioritas akan memiliki keunggulan kompetitif yang tangguh. Mereka tidak hanya dapat menghindari risiko hukum yang dapat merugikan, tetapi juga membangun fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan dan kesuksesan jangka panjang.

Untuk mengetahui lebih lanjut terkait aspek hukum apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum membuka usaha dibidang startup, ada baiknya Anda dapat menghubungi konsultan hukum terpercaya dan berpengalaman. Dengan menghubungi konsultan hukum, maka Anda tak perlu bingung lagi untuk mengurus seluruh dokumen-dokumen yang diperlukan untuk memulai bisnis.

Baca Juga: Hukum Perlindungan Konsumen dalam Pembelian Online