Perubahan iklim global dan meningkatnya emisi gas rumah kaca telah mendorong negara-negara di seluruh dunia untuk mengalihkan ketergantungan pada energi fosil menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2025 tentang Kebijakan Energi Nasional (“PP 40/2025”) menjadikannya sebagai dasar bagi Pemerintah dalam mengupayakan dekarbonisasi di sektor energi dengan capaian target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, serta mendukung pembangunan ekonomi hijau dan ketahanan energi nasional. Kebijakan inilah yang turut serta menjadi pedoman dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional dalam hal pengelolaan energi untuk pusat maupun daerah.
Di tengah upaya transisi energi tersebut, hidrogen hijau (green hydrogen) yang dihasilkan dari proses elektrolisis berbasis energi terbarukan muncul sebagai salah satu solusi strategis untuk menyediakan energi rendah karbon. Hidrogen tidak hanya dapat berfungsi sebagai bahan bakar ramah lingkungan, tetapi juga sebagai media penyimpanan energi, pendukung stabilitas jaringan listrik, dan bahan baku industri yang mampu menggantikan penggunaan batu bara maupun gas alam.
Hidrogen sebagai Energi Terbarukan
Hidrogen hijau merupakan jenis hidrogen yang dihasilkan melalui proses elektrolisis air dengan memanfaatkan listrik dari sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, atau hidroelektrik. Pada proses elektrolisis, air (H₂O) dipisahkan menjadi hidrogen (H₂) dan oksigen (O₂) menggunakan energi listrik. Keunggulan utamanya dibandingkan hidrogen abu-abu maupun biru adalah proses produksinya yang tidak menimbulkan emisi karbon dioksida (CO₂), sehingga menjadi alternatif energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Terdapat beberapa teknik dan hasil produksi hidrogen, di antaranya:
- Elektrolisis Air
Metode ini memecah molekul air (H₂O) menjadi hidrogen dan oksigen menggunakan energi listrik yang berasal dari sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya atau angin. Hasil dari elektrolisis ini dikenal dengan green hydrogen.
- Steam Methane Reforming (SMR)
Teknik ini memanfaatkan gas alam untuk memproduksi hidrogen, sehingga proses produksinya masih menghasilkan emisi karbon. Inilah yang disebut sebagai grey hydrogen.
- Blue Hydrogen
Merupakan pengembangan dari SMR yang dilengkapi teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) untuk menangkap dan menyimpan emisi karbon. Sehingga pengguna teknologi ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dan dampak lingkungan.
Mekanisme Kerja Energi Hidrogen
Produksi hidrogen hijau diawali dengan pemanfaatan energi terbarukan untuk menyalurkan listrik ke dalam elektroliser. Perangkat ini berfungsi memecah molekul air menjadi hidrogen dan oksigen. Meskipun prosesnya membutuhkan konsumsi listrik yang signifikan, penggunaan energi terbarukan memastikan bahwa hidrogen yang dihasilkan benar-benar bersih dan bebas dari emisi karbon. Salah satu teknologi utama dalam penggunaan hidrogen adalah sel bahan bakar hidrogen (fuel cell ). Mekanismenya bekerja sebagai berikut:
- Proses pendistribusian hidrogen ke dalam sel bahan bakar yang dipadukan dengan oksigen yang diambil dari udara.
- Proses Elektrokimia, dimana molekul hidrogen terurai menjadi proton dan elektron. Pergerakan elektron inilah yang menghasilkan arus listrik.
- Proses uap air yang kemudian dapat menguraikan polusi lingkungan.
Baca juga: Investasi Hijau, Peluang Emas di Balik Regulasi Energi Baru Nasional
Keunggulan dan Tantangan Pemanfaatan Hidrogen
Indonesia memiliki potensi yang signifikan dalam pengembangan energi hidrogen. Dengan ketersediaan sumber energi terbarukan, seperti panas bumi, tenaga surya, dan angin, Indonesia berpeluang memproduksi hidrogen hijau. Energi hidrogen sendiri dipandang sebagai solusi energi masa depan yang lebih bersih dan mampu menjadi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Meskipun masih dihadapkan pada sejumlah kendala, kemajuan teknologi serta dukungan regulasi dapat mempercepat pemanfaatannya secara lebih luas. Berikut adalah keunggulan dan tantangan dalam transisi energi terbarukan melalui hidrogen:
- Keunggulan Pemanfaatan Energi Hidrogen
- Ramah Lingkungan karena produksi green hydrogen tidak menghasilkan karbon.
- Kapasitas Penyimpanan memiliki ruang yang besar untuk menyimpan energi terbarukan dalam jumlah besar.
- Penggunaan multifungsi, karena dapat digunakan untuk transportasi maupun pembangkit listrik.
- Sumber energi jangka panjang.
- Tantangan Pemanfaatan Energi Hidrogen
- Biaya produksi awal yang relatif mahal.
- Keterbatasan infrastruktur pengelolaan energi hidrogen.
- Standarisasi keamanan produksi yang harus diperketat
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Hidrogen hijau merupakan energi terbarukan yang dihasilkan melalui elektrolisis air menggunakan listrik dari sumber bersih, sehingga tidak menghasilkan emisi karbon dan menjadi solusi energi berkelanjutan. Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan teknologi ini berkat ketersediaan energi terbarukan, meskipun pengembangannya masih menghadapi tantangan seperti biaya produksi tinggi, infrastruktur yang terbatas, dan kebutuhan standar keamanan yang ketat. Dengan dukungan teknologi dan regulasi yang tepat, energi hidrogen berpeluang menjadi alternatif utama pengganti bahan bakar fosil di masa depan.***
Baca juga: Pemanfaatan Energi Baru untuk Kendaraan Listrik di Indonesia Menuju Transisi Energi Berkelanjutan
Daftar Hukum:
- Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2025 tentang Kebijakan Energi Nasional (“PP 40/2025”).
Referensi:
- Hidrogen Hijau Sumber Energi Masa Depan dari Alam. Sains Tekno (Diakses pada tanggal 02 Desember 2025 pukul 11.45 WIB).
- Hydrogen Energi Sebagai Sumber Energi Masa Depan. Environesia (Diakses pada tanggal 02 Desember 2025 pukul 12.15 WIB).
- Energi Terbarukan: Apakah Hidrogen Akan Menjadi Bahan Bakar Masa Depan?. Suhmind (Diakses pada tanggal 02 Desember 2025 pukul 12.23 WIB).
